Ragnarok the Animation: 2nd Shot chapter 2

Part II

Roan dan Lorraine pun pergi menunggang PecoPeco mereka. Mereka sudah berencana untuk datang bersama. Pertama-tama, mereka mengunjungi kediaman Roan terlebih dahulu untuk menjemput Yufa dkk. Selama di perjalanan, tak banyak kata yang diucapkan dari kedua belah pihak. Selama berjalan, mereka hanya diam saja.

Roan berpikir ini bukan kebiasaan Lorraine yang biasanya hiper dan sulit ditenangkan. Kali ini, baru pertama kali ia lihat karakter Lorraine yang sangat OOC. Sebelum sampai di rumahnya, Roan pun bertanya suatu hal yang memang sudah sering ditanyakan kepada orang yang sedang ‘mengkhawatirkan’.

“Lorraine, kau tidak apa-apa?” Tanya Roan. Lorraine tetap diam melamun. Roan, melihat hal ini, kemudiam berdeham keras supaya menarik perhatiannya. Serentak, Lorraine pun tersentak dari lamunannya. Ia hanya melihat ke kanan dan ke kiri, tanda kebingungan. Roan, melihatnya bertengok kesana kemari, menjadi lebih bingung dan khawatir.

“Lorraine, kau sakit?” Roan bertanya lagi. Kali ini, Lorraine mendengar kata-kata Roan. Ia pun hanya berbalik ke arahnya dan menggeleng pelan. Tampangnya yang bingung dan kosong seakan-akan sirna hanya dalam hitungan detik. Roan masih melihat mukanya dengan sedikit cemas, tapi semua itu terpaksa harus ia simpan ketika ia menyadari bahwa mereka sudah sampai di kediamannya.

Mereka pun turun dari PecoPeco mereka dan menambatkan talinya pada tempat yang tersedia. Dengan santai, Roan berjalan ke pintu masuk. Lorraine mengikutinya. Roan dengan segan membuka pintu seraya berteriak kepada penghuni rumah, “Aku pulang!”

Dari kejauhan, seseorang berteriak “Selamat datang!!” dan Roan sangat yakin itu bukanlah Yufa. Beberapa detik kemudian, seorang remaja berlari ke arahnya dengan sifat yang sedikit hiper. Lorraine sempat terkejut dan hampir saja mengambil pedangnya. Namun, cewek itu berhenti tepat di depan Roan.

“Bagus deh, sudah pulang! Kita bisa pergi lebih cepat deh!” Katanya mencetuskan sambil berbalik untuk masuk ke dalam rumah. Roan tersenyum kecil. Ia melangkah masuk diikuti Lorraine. Lorraine yang telah melihat cewek itu hanya bisa bertanya diam-diam ke Roan.

“Roan, siapa cewek tadi? Kamu gak punya simpanan kan?” Lorraine mencurigainya. Mendengar hal ini, Roan hanya menatapnya tak percaya. Sesaat kemudian, ia hanya tertawa kecil. Lorraine mengangkat alis kanannya, heran bercampur ingin tahu. “Roan, jadi siapa cewek itu?”

Roan mencoba untuk menahan tawanya. Ia berhasil dan akhirnya berbicara, “Dia itu Maya, Creator pemimpin guild Alchemist! Duh, kamu sebagai pemimpin guild tak mengetahui hal ini? Lagipula, umurku dengannya jauh tahu! Dan aku bukan tipe orang seperti yang kau pikirkan!” Katanya sambil mengetuk kepala Lorraine dengan jari kanannya. Otomatis, Lorraine terdorong sedikit. Bagaimanapun juga, ia 5 tahun lebih muda dari pria di hadapannya. Kekuatannya pun pasti jauh berbeda, apalagi ia adalah seniornya dulu semasa mereka masih menjadi swordman. Tapi, semenjak mereka diangkat menjadi pemimpin guild, maka kedudukan mereka pun sama.

“Yufa, aku pulang…” Roan memberi salam sampai akhirnya ia masuk ke ruang keluarga. Ia tak melihat Yufa, melainkan seorang sniper wanita yang sedang membersihkan bownya sampai-sampai tak menyadari keberadaan mereka. Roan tersenyum lagi. Lorraine yang menyusul dari belakang hanya memasang lagak /omg.

“Lagi! Serius nih!! Masa ada cewek lagi selain Yufa di rumah ini!!” Lorraine berpikir dengan keras. Tanpa mengetahui apa yang terjadi, ia menarik cape Roan dengan kerasnya sampai-sampai hampir membuat sang Paladin terjatuh. Roan mendelik pada Lord Knight di sebelahnya.

“Apa lagi sih!” Roan bertanya kasar tanda ketidaknyamanannya. Lorraine memberikannya sebuah pandangan yang-bener-kamu-masa-ada-dua-cewek-disini-dan-kau-bilang-tak-selingkuh. Roan, mengingat tak mempunyai kemampuan yang lumayan tajam untuk menangkap apa arti pandangan itu, hanya mengangkat sebelah alis tanda tak mengerti.

Lorraine geleng-geleng kepala. Baru kali ini aku mengenal cowok secuek ini, yah tanpa menghitung EF yang jelas… Lorraine berpikir. Akhirnya, ia memutuskan untuk bertanya lagi.

“Roan…” Lorraine memulai kembali. Sniper tersebut masih membersihkan bownya tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Lorraine memandang Sniper itu untuk memastikan ia masih asik dalam pekerjaannya. Roan memandangnya tak sabaran. Ia ingin memberi salam kepada si Sniper, biarpun itu harus mengganggunya (A/N: dasar… lagi asyik-asyiknya juga, malah mau diganggu… X3). Lorraine pun melanjutkan kata-katanya sambil menatap sang Paladin tak percaya. “Kau... tidak selingkuh kan?”

Hening…

Kata ‘selingkuh’ seprtinya membuat si sniper tersadar dari keasyikannya. Si sniper kali ini menatap Lorraine dan Roan yang sedang berdiri di depan pintu…

Roan kali ini memandangnya lebih tak percaya lagi. Kemudian, ia tertawa terbahak-bahak. Si sniper kali ini merasa tertinggal dari pembicaraan. Ia pun memutuskan untuk berbicara.

“Roan, apa yang kau tertawakan?” Si sniper itu bertanya lagi.

Roan mencoba untuk berhenti tertawa. Setelah berhasil, ia pun menjelaskan semuanya…

-------------------------------------------------------------

EF memandang jauh padang pasir Morroc yang luas. Entah mengapa, baru kali ini ia merasa jauh dari sesuatu, tapi apa? Ia merasa melupakan sesuatu, tapi yakin tak meninggalkan apapun sepulang dari Izlude. Seorang Assasin Cross sepertinya, meninggalkan sesuatu karena lupa, malunya pasti luar biasa.

Untuk sementara waktu, ia menikmati hembusan angin panas. Dia sudah terbiasa. Melawan angin panas Morroc adalah hal yang percuma, dan melakukan hal yang percuma merupakan buang-buang waktunya yang berharga saja.

Untuk sementara, Ia hanya duduk saja di atap Assasin Guild, setengah berharap tak ada orang yang mencarinya dan menggeretnya ke dalam bangunan tua tersebut untuk mengerjakan tumpukan kertas-kertas laporan. Sepertinya harapannya pupus karena seorang Assasin wanita telah memanjat atap markas dan otomatis, menemukan sang pemimpin.

Seorang wanita dengan rambut hijau memanjat atap markas assassin guild hanya untuk mencari ketuanya yang hilang. Mata coklatnya tidak sepadan untuk warna rambutnya yang sedikit mencolok. Raut mukanya menunujukkan bahwa ia telah memanjat bangunan itu dengan kesusahan.

EF merasakan dan mengetahui keberadaanya biapun ia tak menengok ke arah orang itu. Sebaliknya, ia tetap menatap kejauhan dan membiarkannya. Si assassin wanita terlihat ngos-ngosan. Dia bukan tipe orang yang bisa bertahan lama dalam cuaca angin panas – cuaca yang setiap hari dan setiap waktu ada di gurun. Yah, sebenarnya ia tahan. Namun, entah kenapa kali ini cuacanya lebih panas daripada biasanya.

Si assassin wanita itu pun, entah kenapa, langsung re-energize ketika melihat leadernya duduk dengan santai di tengah cuaca sepanas itu. Cepat namun santai, assassin wanita itu berjalan mendekati leadernya. EF hanya menghiraukannya. Ia masih memandang kejauhan, seakan-akan tubuhnya sudah tak bernyawa lagi.

Si assassin wanita terlihat kagum tapi takut oleh pesona sang leader dan kengerian yang ia pancarkan. Maklumlah, ia baru mengenal pimpinannya selama 6 bulan, dan ia belum pernah mengerti apa yang dipikirkan EF ketika ia hanya melamun. Akhirnya, dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya, ia memutuskan untuk berbicara. Sebelum si assassin wanita itu bicara, EF keburu memotongnya.

“Kalau kau datang ke sini untuk memberiku tugas lebih banyak, lebih baik kau pergi, Meryl… aku sedang tak ingin…” EF berkata dingin

---

Character Present

Name: Meryl Raqla

Job: Assasin

Base Level: 98

Job Level: 50

Equipment

Head Upper: Goldenbell

Head Middle: Goldenbell

Head Lower: None

Armor: Skillful Thieves Cloth (Rocker Card)

Right hand+5 Underneath Dexterous Katar (Kaho Card dan Drops Card)

Left hand+5 Underneath Dexterous Katar (Kaho Card dan Drops Card)

Mantel: Divine Muffler (Isis Card)

Shoes: Light Boots (Chonchon Card)

Accessory 1: Teleport Belt (Creamy Card)

Accessory 2: Athletic Clip (Kukre Card)

---

Meryl terdiam sesaat. Ia menghela nafas dan duduk di sebelah pemimpinnya, biarpun tak dekat. Untuk sementara, Ia menunggu reaksi dari sang pemimpin, takut-takut ia tak menyetujuinya. Dia pun menghela nafas lega ketika EF memutuskan untuk menghiraukannya. Akhirnya, Meryl memberanikan diri untuk bicara lagi.

“Vander-sama, hari ini anda punya kegiatan khusus… kan?” Katanya dengan suara yang kecil. Bahkan dari tempatnya, Meryl merasakan kengerian yang terpancar samar-samar dari sang leader. Vander tetap diam tak bergeming, namun sebenarnya, ia berpikir tentang apa yang hilang. Sesuatu yang hampir ia lupakan…

Ketika mengingatnya, ia merasa malu, sedih, dan heran. Ya, hari itu harusnya ia mengunjungi makam seniornya. Ia malu karena melupakan hal sepenting itu. Ia sedih karena teringat dengan kematiannya. Ia heran karena Meryl mengetahui hari duka tersebut…

Hari kematian seniornya yang sangat ia hormati…

“Ya…”

Meryl mendeliknya, kaget. Biasanya EF hanya diam dan takkan menjawab pertanyaan semacam itu. Memberanikan diri sekali lagi, gadis itu berkata kembali.

“Bukankah, harusnya anda sudah pergi?” Meryl berkata kembali, kali ini sambil menelan ludah. Assasin seperti dia, menyarankan pemimpinnya yang levelnya berbeda jauh, untuk pergi?

EF diam tak bergeming, namun perlahan mengalihkan pandangan kearah timur, dimana Prontera berada. Dia pun menghela nafas dan berdiri. Ia pun berjalan menjauh. Dari sudut bibirnya, terdengar suatu kalimat yang membuat Meryl bingung sendiri, entah harus meresponnya dengan apa.

“Terima kasih, Raqla…”

Dengan itu EF menghilang dari tempatnya, meninggalkan bawahannya sendirian di atap markas Assasin Guild…

-------------------------------------------------------------

“Jadi, Judia-san teman lama Roan? Wah, maafkan segala ketidaksopanan saya, kak!” Lorraine cepat – cepat menunduk untuk minta maaf. Judia hanya tersenyum.

“Duh, Tak apa kok! Tapi aku tak tahu aku masih terlihat semuda itu…” Judia berkata lagi, memasang wajah narsis (A/N: pertama kali OOC XD). Roan dan Lorraine memasang lagak /swt. Judia yang tadinya berdiri terenyak lagi ke kursi membersihkan bownya kembali. Sesaat kemudian, Maya masuk ke dalam ruangan, senyam-senyum. Merasa ingin tahu apa yang membuatnya senang, Roan bertanya pada Maya.

“Maya, gembira sekali. Ada apa?” Roan bertanya sang Creator. Dengan senyum dan mata berbinar, ia pun akhirnya mengeluarkan sesuatu yang sepertinya potion. Untuk apa, Roan tak memiliki ide.

“Aku menemukan ini!!!” Maya berteriak senang sambil memperlihatkannya. Roan lagi-lagi memasang lagak /swt. Maya memang terkadang bisa menjadi hiper, entah dari penemuan, atau uang; sesuatu yang diperlukan untuk menjadi alchemist.

“Err… Maya, untuk apa itu?” Roan bertanya tidak yakin. Kali ini, Lorrine ikut-ikutan melihat potion apa yang telah dibuat sang Creator. Maya, dengan bangganya menunjukkan hasil karyanya. Judia sepertinya tidak tertarik dan memutuskan untuk membersihkan bownya dulu. Toh, nanti dia bisa mendengar seluruh ceritanya dari Roan, atau mungkin dia cukup mendengarnya.

“AKU MEMBUAT RAMUAN PENAMBAH STAMINA!!!” katanya bangga.

Hening…

Sesaat kemudian, Lorraine sudah rolling di lantai, tertawa setengah mati. Judia hanya menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Roan yang dengan sangat sulit menahan tawanya, akhirnya berbicara, “Maya, maaf… tapi kita sudah memiliki red, orange, yellow, dan white potion untuk itu…”

Maya menggeleng kepala dan akhirnya berbicara serius, “Potion yang ini bukan cuma untuk menambah stamina! Potion ini memiliki fungsi untuk menaikkan kecepatan serangan seseorang sekaligus me-restore staminanya selama berangsur 10x lebih cepat! Potion ini juga mengembalikan stamina dengan jumlah yang lebih besar dibanding dengan White Potion!”

Roan menaikkan alisnya dan tersenyum takjub sekaligus senang. Lorrine berhenti tertawa dan kembali pada kakinya. Ia kali sangat tertarik dengan penemuannya.

“Kalau begitu, kebetulan! Apa Alchemist Guild sudah mendistribusinya?” Lorraine bertanya, tertarik pada penemuannya itu. Sesaat, Maya terlihat tidak akan memberitahu Lorrine, melihat dialah duluan yang mentertawakannya. Tapi, ia memutuskan bahwa uang lebih penting dari segalanya. Dan wanita di depannya adalah sumber uang pertamanya!

“Besok sudah dimulai pendistribuan. 1 potion harganya 80,000 zeny. Maaf, tapi itu sudah kesepakatan bersama guild kami!!” Maya berkata ringan sementara Roan dan Lorrine berlagak /omg. Judia pun yang setengah mendengar apa yang ia katakan hampir saja menjatuhkan bownya.

Beberapa saat kemudian, pintu luar terketuk. Roan heran dan berpikir tentang siapa yang ada si depan. Meninggalkan ruang keluarga, ia pergi menuju pintu depan. Ia pun membuka pintu dan melihat Yufa berdiri di depan pintu.

“Roan! Cepat sekali! Gak biasa!” Yufa teriak dan memeluknya langsung seakan-akan tidak bertemu selama bertahun-tahun tahun. Yufa melepas pelukannya dan tersenyum. Roan balas senyum.

“Jadi, kapan kita berangkat?”

-------------------------------------------------------------

EF berdiri di depan pintu gerbang Prontera selatan. Ia hanya menatap kosong gerbang tersebut, mengenang 3 tahun lalu. Ia hanya mengeluh tak percaya.

“Hanya dalam 3 tahun, mereka bisa membangun semuanya kembali ya?” EF bergumam rendah, takjub akan kemegahan kota Prontera. Kota itu menyimpan kenangan yang sangat menyakitkan. Ia menutup mata sejenak, dan terlintaslah bayangan wanita berambut hitam panjang panjang diikat kuncir ekor kuda. Matanya yang hitam seperti batu granit selalu memancarkan sorot yang hangat, namun mengancam. Tampangnya menyenangkan, namun keras—hal yang selalu ia coba tiru namun masih belum berhasil.

(Flash)

“EF, Ngapain lari-lari kayal gitu! Malu-maluin assassin seperti kita tahu!!” Wanita itu memarahi EF.

EF hanya cemberut. “Terserah aku mau lari seperti apa… kau bukan atasanku…” Ia membalas kesal. Wanita itu langsung berhenti seperti tersambar geledek.

“Oh, jadi maksudmu biarpun aku lebih tua darimu…” Wanita tersebut mengeluarkan dua buah belatinya. “…aku tak bisa menasehatimu?”

EF tersenyum, “kau tahu kau akan kalah kan?” Kata EF singkat sambil mengambil katarnya.

(Flash)

“Kenapa kau selalu menang…” Keluh wanita itu. Ia membaringkan diri di atas hijaunya rumput karena kecapaian. Di sampingnya, EF merebahkan diri ngos-ngosan dengan arah yang berbeda dengan si wanita.

“Kau bermain-main lagi denganku…” EF menggerutu. Si wanita hanya bisa berlagak sweatdropped. “kau sengaja kan… lain kali gak usah sok-sokan pakai handicap deh…”

Si Wanita langsung bangun dan diterpa angin sepoi-sepoi khas kota Prontera. “Lain kali EF… setelah kau lebih kuat dariku…” katanya sambil tersenyum. EF pun turut duduk biarpun masih cemberut.

(Flash)

“EF!!” Si wanita teriak penuh horror. EF terbaring bersimbah darah akibat kecerobohannya. Ia bermaksud untuk membunuh seekor Nightmare. Yang ia tak tahu, Nightmare tersebut hanya satu diantara mantek-manteknya Doppelganger. Lantas, muncullah Doppelganger dan kawan-kawannya, membantai EF sampai sekarat. Namun, dengan ajaibnya, wanita assassin tersebut mengalahkan monster itu dengan satu kali serang. EF takjub dengan kekuatannya.

Si Wanita tersebut pun merangkulnya dan cepat-cepat mengambil sebuah white potion. Namun ketika melihat parahnya luka EF, si wanita mengeluarkan satu-satunya peniggalan yggdrasil berry yang ia dapat dari ibunya.

Saat itu juga, EF menyadari bahwa Assasin juga manusia…

Dan pertama kali dalam hidupnya, Ia merasakan pedihnya menanggung beban…

“Kau bodoh…” wanita itu berkata di tengah tangisnya

(Flash)

“Nih… Buatmu…” Kata wanita tersebut sambil melemparkan sebuah kartu kepada EF. EF menagkapnya acuh tak acuh. Alisnya terangkat sebelah ketika ia melihat gambar depannya.

“Doppelgangger…” EF bergumam, masih merasa bersalah dengan kejadian yang tidak mengenakkan hati tersebut. “Aku tak bisa menerima…” Baru saja ia mau berkata namun wanita tersebut sudah hilang dari tempat.

Ia hanya mendesah, “Jangan tambah bebanku napa…”

(Flash)

“La…ri… EF…”

Di depan gerbang Prontera, kawanan-kawanan monster datang menyerbu. Tanah hijau yang selalu menyelimuti dataran selatan Prontera kini berwarna merah simbahan dari banyak korban para monster.

EF mundur beberapa langkah. Ketakutan menyelimutinya. Di depannya, wanita yang ia segani, hormati, dan, mungkin saja, cintai, berdiri kaku menghadapi seekor Drake dan anak buahnya. Pedang-pedang menusuk ke setiap bagian tubunhya. Di depannya, berdiri Drake—seakan-akan bersiap untuk menjatuhi hukuman maut kepada orang yang ada di hadapannya.

“Pang…gil…yang…la…in…” Katanya patah-patah sementara pedang-pedang para Pirate Skeleton melekat di tubuhnya, terkadang bergerak mengerigi membuatnya merintih di antara kata-katanya. Berdirilah wanita yang terkenal dengan julukan The Silencer dari Assasin Guild dalam keadaan sekarat di hadapan EF. EF tak bisa dan tak mau berlari. Wanita itu berkerut kesal.

“CEPAT PANGGIL YANG LAIN!!” Katanya lantang sambil berusaha melepaskan diri dari tusukan-tusukan para Soldier Skeleton. EF hanya bisa pasrah…

Ia berlari memanggil teman-temannya dengan cara lari yang menurut wanita tersebut me-risih-kan…

Ia tahu, bahwa ia takkan bisa melihatnya lagi…

(Flash… Back to EF)

“Noi…” EF bergumam. Air mata mengalir tanpa ia sadari. Cepat-cepat ia seka butiran-butiran air tersebut. Ia menarik nafas dalam-dalam, melompat ke atas atap rumah, dan berlari kearah pemakaman Prontera…

-------------------------------------------------------------

Roan berlutut di depan makam-makan senior—bukan, kakaknya. Iruga, Keough, dan Takius sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Mereka terlalu dekat hanya untuk dipanggil senior. Ia menggumamkan doa. Di sampingnya, istrinya mendekapkan tangannya, berdoa dengan khidmat. Sekali dua kali, air mata haru dan syukur mengalir dari matanya.

Selesai berdoa, Roan berdiri dan berbalik ke arah Judia, Maya, dan…

Roan berkedip. Ia tak melihat Lorraine bersama mereka. Ia melihat sekeliling, namun tak menemukan gadis Lord Knight tersebut. Roan pun berjalan mendekati Maya yang berdiri santai.

“Ke mana perginya Lorraine?”

-------------------------------------------------------------

Lorrine berjalan 15 blok dari makam kakak-kakak seniornya. Ia kenal Keough. Keough adalah seorang Knight yang berwibawa, dan sering membuatnya takjub. Sedikit-sedikit ia merasa bersalah karena belum mengunjungi makamnya.

Namun, masih ada satu hal yang harus ia dahulukan ketika mengunjungi pemakaman Prontera…

Lorraine berhenti di depan makam lumayan besar dengan Knight’s seal terukir di atas batu nisan. Lorraine berdiri diam dan membiarkan angin membelai reambutnya. Manteaunya berkibar di tengah angin. Tangannya menggenggam satu ikat bunga daffodil yang kelopaknya hampir terbang karena angin. Namun, Ia dengan sigap dan gemetar menaruh ikatan bunga tersebut.

“Sudah 3 tahun, kakak…”

-------------------------------------------------------------

Roan mulai khawatir. Bukan semestinya ia khawatir tentang Lorraine Si Dewi Perang Rune Midgard. Bagaimanapun juga, Lorraine tetap juniornya. Dan untuknya menjadi khawatir seperti itu adalah hal yang wajar.

Yufa menyadarinya kegelisahan Roan yang menurutnya cukup beralasan. Dengan lembut, ia meraih tangan suaminya. Kaget, Roan langsung menengok ke arah istrinya. Ia tersenyum dan berkata, “Ayo kita cari.”

“Aku bantu kok… tapi bayar ya!” Cetus Maya tiba-tiba. Roan mengangguk dan menatap Judia. Judia merasa bersalah.

“Maaf ya, hari sudah hampir sore, dan aku belum membuat makan malam. Hari ini Hayate juga pulang dari Assasination trainingnya… maaf banget ya!!!” Judia berkata menyesal. “Tapi, titip salam ke Lorraine ya!”

Roan mengangguk. Judia balas mengangguk dan mententeng bownya dan melambai untuk berpisah. Ia pun berjalan pulang. Roan berbalik ke arah sisa grupnya. “Ayo kita cari Lorrai—mffhh!!”

Yufa menutup mulutnya dengan tangannya. “Tak boleh berteriak di pemakaman! Masa kamu lupa?” Katanya mendesis. Ia pelan-pelan menarik tangannya kembali. Roan hanya nyengir.

“Oke, ayo kita cari Lorraine!” Katanya pelan kemudian pergi diikuti Maya dan Yufa. Maya berjalan mengikuti mereka berdua, namun berhenti sesaat ketika ia merasa bahwa ada yang mengawasi. Ia berhenti dan melihat sekeliling. Yufa yang menyadari bahwa Maya tidak mengikuti mereka, langsung berbalik menghadapnya dan berkata, “Kau tak ikut, Maya?”

Maya terdiam untuk beberapa saat dan menunjukkan sikapnya yang seperti biasa. “Oh! Aku ikut!!!” Serunya. Sesaat, Maya merasa merinding melihat tampang Yufa yang langsung kesal melihatnya berseru. Maya hanya nyengir dan langsung berlari menyusul mereka.

Yang ia tak sadari, seorang High Wizard tengah membuntuti mereka, berkomat-kamit menggumamkan doa…

-------------------------------------------------------------

Apa yang terjadi??

EF bermaksud untuk berkunjung ke makam Noi. Sudah 3 tahun ia meninggalkannya. Namun, belum sampai ke tempat, ia melihat sosok yang ia kira sudah hilang…

Seorang Assasin yang ia anggap sama tingginya dengan Noi…

Ia melihat Iruga, atau lebih tepatnya bayangan Iruga berdiri menghadapnya, tangan seakan-akan menyambutnya. Iruga adalah orang yang penting baginya. Dialah yang telah membawanya masuk ke Assasin Guild dan membesarkannya seperti sekarang.

Otomatis, EF berlari ke arah ‘hantu’ Iruga. Namun, sebelum ia sampai ke tempatnya, Iruga mulai menghilang dari pandangan dengan muka penuh senyum.

EF menggertakkan gigi. “TUNGGU!” katanya kesal. Namun hantu Iruga tersebut mulai menghilang di telan angin. EF berkerut kesal. Dia SANGAT yakin bahwa tadi adalah Iruga. Mau di bilang ilusi atau apapun, itu adalah Iruga, mau bayangan atau tidak.

Ia menghadap ke makam yang ada di sampingnya, kaget dengan tulisan yang terukir di atas batu nisannya. ”Kenapa… makam Noi direlokasi? Dan sajak ini…”

Bunyi sajak:

Ketika batu tulis yang terkunci sudah terbuka…

Saat itu pula, Atrachsia akan bangkit…

Pembasmi segalanya, tangan kanan Loki…

Ratu kejahatan…

Dan Regina, bentuk kemarahannya…

Kegelapan malam menyelimuti setiap dunia…

Kapan pun, di mana pun…

Semua mendapat perlakuan yang sama…

Avarans, bentuk kekejian…

Membantai semua yang ada di hadapannya…

Di kala semua telah hancur, adalah Herish…

Membawa cahaya…

Namun apa dikata, cahaya itu hanya memperdaya…

Karenz, bentuk pemerasan…

Dikala cahaya mulai memancarkan sinar palsunya…

Tak adalah yang bisa lolos dari perampasannya…

Weeders, bentuk pengikatan

Membentuk ikatan, ikatan rantai…

Yang membelenggu segala…

Dan memaksa semua…

Dewgard, bentuk kejayaan

Dengan percaya diri, kemenangan atasnya datang…

Atas apa yang telah ia lakukan

Kehancuran demi kehancuran…

Revanna, bentuk kemurahan…

Sumber kesejahteraan…

Namun, kemurahan adalah awal dari bencana…

Ketika itu datang dari ratu kejahatan…

Maka, dengan murkanya Atrachsia berdiri

7 kali bersiul memanggil sendu…

Untuk membebaskannya…

Tatkala terbebas…

Fuuchsa muncul dengan tegar…

Membebaskannya, menghancurkannya, mencintainya…

Segalanya….

Dan kemudian menghilang ditelan angin…

Seperti sesuatu yang pada awalnya…

Ada, kemudian hilang…

-end-

EF mengkerutkan alis. “Siapa yang mengukir sajak ini…?”

“Itu adalah sajak buatan seorang Bard nan jauh dari kota bernama Lighthalzen..” EF berbalik dan menemukan ‘hantu’ Iruga berdiri menyilakan tangan, tampang serius. Mata EF membesar, bingung dan heran.

“Iruga… Tapi, bukannya kau…” EF berkata tergagap-gagap. Secepat kilat, ia menarik Katarnya. Iruga mengabaikan tindakannaya. Ia menyigapkan sikapnya.

“Kebetulan Bard itu adalah teman Noi, dan juga kenalanku…” Katanya sedikit menekankan. Ia berjalan melewati EF yang masih menarik katarnya, dan berhenti di depan makam Noi. “Jangan heran… Utusan Valkyrie memberitahuku bahwa Atrachsia akan segera bangkit…”

“Tapi… Sajak ini? Benarkah? Kau… serius?” Tanya EF lagi. Ia menurukan katarnya. Iruga berbalik menghadapnya, sehingga kini ia berdiri di samping makam Noi.

“Waktu kunjungku hampir habis…” Iruga berkata pelan. EF berkedip terus, heran. “EF… Temukan Fuuchsa tersebut… mungkin akan lebih baik kau sembunyikan masalah ini. Memang, hal ini penting. Tapi, hanya sebagian orang yang tahu sejarah tentang Atrachsia… Kau malah bisa dianggap gila…”

“…Iruga… apa itu benar kau? Kalau iya, kenapa kau mengatakan hal ini kepadaku?” EF bertanya kesal. ‘hantu’ Iruga terus berkata hal-hal yang membuat kepalanya berputar. Ia malah jadi yakin bahwa hantu pria yang ada di hadapannya itu hanya sebuah ilusi.

Iruga hanya terkekeh pelan dan melemparkan sesuatu ke EF. EF menangkapnya dengan cepat. Biarpun barang itu dari hantu atau ilusi, barang itu langsung membentuk menjadi…

EF terkejut dan langsung menatap tak percaya…

“Baik-baik ya…” Iruga berkata lagi, Sekarang tersenyum kemudian menghilang. EF baru saja mau meraihnya, namun Iruga keburu menghilang. Di tangannya adalah benda yang ia selalu tunjukkan kepadanya ketika masih hidup…

Sebuah foolishness of blind…

“Maaf, aku tak bisa menahannya di dunia ini lebih lama…” kata seorang wanita yang muncul dari kejauhan. EF refleks menghadapi wanita tersebut dengan mengangkat katar dan siap untuk bekerja. Namun, ketika melihat orangnya…

“Oh… Itu kerjamu? Ngapain kau disini, Leila?”

Leila tetap diam…

End of Part II

----------------------------------------------------------------------------

Ragnarok the Animation: 2nd Shot chapter 1

Summary:

Sudah hampir 10 tahun sejak kekalahan Dark Lord terima kasih berkat Roan dkk. Setelah mengetahui seberapa besar kekuatan yang bisa mengancam tanah Rune Midgard, Raja Tristram III memerintahkan pembuatan 12 guild baru berisikan orang – orang yang memiliki potensi tinggi, untuk mempertahankan Ibu Kota dan Negeri itu. Kali ini, Roan telah menjadi seorang Paladin sebagai ketua Crusader Guild. Yufa telah menjadi seorang High Priest dan menjadi ketua guild Priest. Judia telah menjadi seorang sniper legendaris dan memimpin guild hunter. Maya telah mejadi seorang Creator dan menjadi pemimpin guild Alchemist.

Part I

Hari itu…

(Tik tok tik tok KRIIINGGGG!)

“Ugh…” keluh Roan dari bawah selimutnya. Tangannya menggapai – gapai sisi tempat tidurnya, mencoba untuk mematikan jam wekernya. Sayangnya, bukannya mematikan, gapaian tangannya malah menjatuhkan jam wekernya membuat jam weker itu berdering 10 kali lebih keras daripada seharusnya.

“Sayang, matikan jam wekermu! Lagipula waktunya untuk bangun dari tempat tidur dan bersiap untuk pergi ke upacara penobatan ‘kan? Ingat Roan! Kau wajib datang ke sana!” Teriak Yufa dari dapur. Sudah jelas dia memasak sesuatu. Apa pun yang ia masak, baunya tidak sedap.

“Ngg….penobatan?” Pikir Roan lambat – lambat. Kata – kata itu sulit untuk dicernanya, tetapi lambat – lambat ia sadar apa yang diucapkan istrinya dan…

“WUAAAA! PENOBATANNYA HARI INI! YANG BENAR SAJA!” teriak Roan. Secepat kilat ia mandi. Tak lupa ia memakai full plate paladinnya dan ragamuffin capenya. Selain itu, ia tak lupa mengenakan helmnya dan membawa excaliburnya. Ia melangkah keluar dari pintu rumahnya dan menghirup udara segar prontera. Sudah lama ia tak merasakan kebebasan lebih dari ini. Biasanya, sepanjang hari Ia selalu bersembunyi di antara tumpukan kertas – kertas dan melatih swordmen yang ingin menjadi Crusader. Memang, melatih punya rasa kesenangan tersendiri. Tetapi, tetap lebih enak melihat lingkungan sekitar dan hari itu adalah hari yang cocok untuk melakukannya.

“Sayang, jangan lupa hari ini kita akan ziarah. Makananmu juga jangan sampai tertinggal. Aku tidak akan ke mana – mana hari ini dan jangan pulang telat ya!” kata Yufa mengingatkan.

“Tentu.” Balas Roan. Ia pun mengecup dahi Yufa dan melepaskan tambatan PecoPeconya. Sesaat mukanya berganti mimik dan bertanya, “Apa makanan hari ini?”

“Acar!” Jawab Yufa dengan gembira

“Heee! Lagi! Tak adakah makanan yang lain!” keluh Roan. Yufa hanya diam dengan muka kesal.

“Jahat! Padahal aku susah – susah membuatnya!” teriak Yufa tepat di depan muka Roan

“Eeek! Begitu ya? Kalau kau yang buat pasti akan kumakan!” Kata Roan berusaha untuk menenangkan Yufa. “Semoga aku tak pingsan lagi karena rasanya...” Pikirnya dalam hati. Dia pun menghela nafas.

“Aku berangkat.”

Berangkatlah Roan dengan PecoPeconya. Sesampainya dia di Izlude, kota perkumpulan swordman itu tak berubah sama sekali. Sama seperti ketika Roan masih menjadi swordie. Hanya saja, kali ini pemandangannya agak berbeda. Apabila di Timur laut hanya terdapat dermaga, sekarang sebuah gedung sejenis colliseum telah di bangun dan menambah suasana.

“Hmm...sebaiknya aku langsung ke arenanya.” Pikirnya. Tanpa pikir panjang, Ia tambatkan PecoPeconya di depan bangunan berbentuk coliseum itu dan langsung masuk ke dalam bangunan itu.

Ia berjalan sepanjang koridor. Kosong. Tak ada orang. Roan sudah mulai berpikir apa ia datang telat. Secepat kilat ia berlari menyusuri koridor dan keluar pada sebuah balkon yang menghadap lapangan luas. Di sana terdapat 4 kursi berlengan panjang dan empuk. Tiga kursi dari kanan telah diisi, menyisakan satu tempat duduk untuknya.

“Kau terlambat.” Kata seseorang dari balik tempat duduk yang ketiga dari kanan. Orang itu menengok Roan. Seorang wanita. Rambutnya coklat pendek seperti wanita perang. Ia memakai circlet di kepalanya. Full plate Lord Knightnya bersih tanpa noda dan goresan. Glove yang ia kenakan tak lebih dari aksesori untuk mempersigap dirinya. Pedangnya yang mengerikan tersandar di sampingnya; sebuah Mysteltain. “Sebenarnya ke mana saja sih kau ini!” Tegur sang Lord Knight itu.

“Yah, maaf! Aku agak kesiangan. Kau mengerti aku ini seperti apa ‘kan, Lorraine?” Singgung Roan

---

Character Present

Name: Lorraine Xilleard

Job: Lord Knight

Base Level: 165

Job Level: 60

Equipment

Head Upper: Circlet of Aristotle (Stainer Card)

Head Middle: None

Head Lower: None

Armor: Hard Full Plate (Pupa Card)

Right hand: Mysteltain

Left hand: Excelent Shield (Ant Egg card)

Mantel: None

Shoes: Boots

Accessory 1: Teleport Belt (Creamy Card)

Accessory 2: Clip of Eternity (Osiris Card)

---

“Alasan lama! Kamu pasti kesiangan! Bukan agak kesiangan lagi!” Balas Lorraine. “Aku heran dengan Yufa. Mengapa dia menyukai orang tak teratur sepertimu?”

“Sudahlah Lorraine. Bukankah Acara tengah berlangsung sekarang? Lebih baik kalian berdua duduk di kursi kalian dan menyaksikan PVP kali ini. Ya sobat, kau melewatkan Acara Penobatannya!” Kata seorang Stalker yang duduk di sebelah kiri Lorraine. Rambutnya jabrik pirang. Ujung rambutnya tersembul ke arah yang berlawanan. Mjolnirnya tersimpan aman di kantongnya. Sebelah kakinya terangkat ke atas kursi. Kesannya benar – benar seperti Rogue. Ia bisa membaca ekspresi Roan. Roan hanya terkejut mendengar hal itu kemudian duduk di kursinya.

---

Character Present

Name: Reik Sliford

Job: Stalker

Base Level: 170

Job Level: 60

Equipment

Head Upper: None

Head Middle: None

Head Lower: Romantic Leaf

Armor: Ninja Suit

Right hand+5 Perfect Dexterious Mjolnir (Phereoni Card dan Drops Card)

Left hand: Excelent Shield (Ant Egg Card)

Mantel: None

Shoes: Fladged Boots (Verit Card)

Accessory 1: Blast Clip (Marine Sphere Card)

Accessory 2: Teleport Belt (Creamy Card)

---

Reik terenyak kembali ke kursinya untuk menikmati pertandingan selanjutnya. Dilihatnya seorang assasin melawan knight dengan licik. Lawannya pun dengan mudah kalah. Assasin yang bertarung dengan knight itu membuatnya teringat akan sesuatu; pertarungannya dengan seorang assasin beberapa tahun lalu. Dan sekarang, dia duduk di sini, bersamanya, di dekatnya dan menyimpan tindakan yang ia anggap menyebalkan.

Seorang Assasin Cross bertubuh tinggi duduk di sebelah Reik. Matanya hijau bagaikan emerald; cantik memukau tetapi mati. Rambutnya yang jabrik berwarna perak tersembul dari segala arah; memberi kesan seakan – akan rambut itu tak bisa diapa – apakan. Katarnya tersandar di sebelah kiri tempat duduknya. Assasin masknya ia turunkan sampai leher, sedangkan ikat kepalanya tetap ia kenakan. Tangannya tersilang sambil menyaksikan pertarungan PVP selanjutnya.

“Apa tak ada yang mau kau katakan, EF?” tanya Lorraine. Orang yang bernama EF itu hanya diam, tetap menyaksikan pertandingan.

---

Character Present

Name: EF (baca “ief”. Jangan nyasar sampe baca “f”! ) Vander

Job: Assasin Cross

Base Level: 170

Job Level: 60

Equipment

Head Upper: Blue Bandana

Head Middle: None

Head Lower: Assasin mask

Armor: Ninja Suit

Right hand+5 Jamadhar of Verserk (Dopelgangger Card)

Left hand+5 Jamadhar of Verserk (Dopelgangger Card)

Mantel: Mocking Muffler (Whisper Card)

Shoes: Hasty Boots (Moonlight Flower Card)

Accessory 1: Teleport Belt (Creamy Card)

Accessory 2: Healing Clip (Vitata Card)

---

EF tetap menghiraukan lorraine seakan Lorraine tak pernah ada. Lorraine hanya menghela nafas dan kembali ke tempat duduknya.

“Ngomong – ngomong soal penobatan...” Roan memulai. “Mengapa hanya kita sih yang harus datang! Maksudku, Shiro dari Guild Wizard ‘kan juga mempertahankan garis pertahanan Rune Midguard juga! Sama seperti kita!”

“Mana kutahu...” jawab Reik singkat dengan nada tidak antusias. Panasnya matahari membuatnya setengah tertidur. Jelas saja. Kemenangan Assasin atas Knight dan Rogue yang merupakan anak buahnya yang bertarung di Arena membuatnya bungkam. Sama halnya dengan Lorraine. Sepertinya dia shock karena salah satu pengikutnya yang merupakan calon penggantinya kalah telak dikalahkan seorang Assasin. Sementara EF hanya tersenyum kecil atas kemenangan anak buahnya. Ia memberikan kode instruksi dengan tangannya dan anak buahnya mengangguk, menandakan bahwa ia mengerti.

Maka untuk kali ini, yang tersisa adalah pertarungan Assasin dengan Crusade. Roan menghela nafas lega dia tidak ketinggalan melihat hal ini. Jelas – jelas dia harus memberikan instruksi melihat lawannya adalah anak buah EF.

Pertarungannya berlangsung cukup lama. Biarpun damage yang diterima crusader anak buah Roan kecil, dia selalu kena serangan Assasin anak buah EF. Dewi Kemenangan sepertinya berpihak pada guild Assasin kali ini. Crusader anak buah Roan kalah karena sonic blow yang dilancarkan sang Assasin.

“yah...Selalu ada lain kali...” Kata Roan. Ia terenyak kembali ke tempat duduknya. Ia melirik ke arah Lorraine.

Ia tertidur.

Ya! Tidur tanpa beban seakan tak ada yang akan keberatan. Lorraine sepertinya bosan sampai akhirnya memutuskan untuk tidur lebih awal di colliseum daripada di rumahnya sendiri. Roan hanya berdeham keras sebagai usaha untuk membangunkan Lorraine. Lorraine terbangun dan langsung memaingkan wajah ke kanan dan ke kiri, tanda kebingungannya. Roan hanya menunjuk ke Assasin yang baru saja berkeliling arena sambil memperhatikan Lorraine.

“Ng? Memangnya ada apa...” tanya Lorraine yang dari tadi mengantuk dan tidur untuk sementara.

Reik hanya nyegir terhadap Lorraine. “Tantangan bagi seorang Lord Knight nih!” katanya sambil menunjuk Assasin yang ada di Arena itu. Sang Assasin itu telah menunjukkan jarinya ke arah Lorraine. Tanda itu sudah menjadi maksud ‘surat tantangan’. Lorraine yang sudah kembali sadar dengan sekitar, hanya tersenyum kecil dan meyuruh pengawal knight yang ada di belakangnya.

“Beri aku Broad Swordmu agar aku bisa bertarung dengannya.” Perintah sang Lord Knight

“Tapi akankah lebih efisien memakai mysteltain, Nyonya?” tanya pengawal itu sambil mengulurkan Broad Sword milikya

“Huh...” mulainya lagi, “orang yang terlalu percaya diri kadang – kadang lebih mudah dikalahkan.” Katanya seraya mengambil Broad Sword yang telah disodorkan dan melompat turun menyapa sang Assasin.

“Sebelum memulai pertarungan, aku ingin bertanya siapa namamu.” Kata Lorraine dengan ramah biarpun ia yakin pertanyaan seperti itu takkan dijawab karena ia berhadapan dengan assasin. Belum lagi hawanya yang sama dengan EF, matanya yang sama dinginnya dengan Assasin Cross itu.

Si Assasin hanya menghela napas dan dengan sombong berkata, “aku Seth (hei! Kok nyasar ke YuGiOh! Ini bukan Kaiba euy!). Calon Assasin Cross generasi II. Aku menantangmu bertarung, wahai Yang Mulia Lord Knight Xilleard Lorraine.”

“Fuh...” Senggal Lorraine. “Sesaat aku berpikir bahwa kau persis sekali dengan EF. Wasit! Umumkan pertarungan.” Teriaknya lantang

“Pertarungan antara Lord Knight Lorraine Xilleard dengan Assasin Seth Anggum...DIMULAI!” teriak Sang wasit. Suaranya menggema sampai tembok – tembok koridor.

Serangan awal dimulai oleh Seth dengan serangan biasa dengan katar. Serangannya tidak mengenai Lorraine sedikit pun. Alih – alih mengenai, serangan Seth bisa dihindari semuanya oleh Lorraine tanpa cedera sedikit pun, seakan ia mempermainkan Seth dengan sengaja.

Sementara itu, Di balkon penonton VVIP, Reik dan Roan berdiri di dekat pagarnya untuk melihat mereka bertarung. EF hanya melihat tajam apa yang mereka lakukan.

“Assasin itu takkan menang...Lorraine merupakan Swordie tangguh dengan kemampuan menghindarnya yang tinggi. Jadi, hampir bisa dibilang, seorang Assasin yang hanya mengandalkan kecepatan tanpa konsentrasi seperti dia takkan bisa mengalahkan Dewi Perang Rune Midguard.” Komentar Roan

“Aku setuju denganmu, hanya saja sebutan Dewi Perang itu kurang pas bukan? Terlalu melebihkan!” Balas Reik

“Ya...tapi, yang membawa Rune Midguard ke puncak kejayaan adalah kakak beradik Xilleard yang tidak lain adalah Lorraine dan kakaknya sendiri.” Pikirnya dalam hati sambil terus menyaksikan pertarungan mereka. Baru saja Lorraine menghindari Sonic Blow Seth.

EF, di lain pihak, masih memberikan instruksi kepada Seth. Setegah hati, ia yakin Seth kalah. Dan apa yang ia pikirkan sepertinya benar ketika Seth menyerang Lorraine kembali dengan Sonic Blow yang tentu saja tidak kena. Selang jeda jurus itu, Lorraine memakai kesempatan yang ada untuk menyelinap di bawahnya dan meluncurkan Bash. Akibatnya, Seth terlempar setengah meter ke udara, jatuh kembali dengan punggungnya. Darah keluar dari sudut bibirnya.

“Konsentrasimu kurang, Assasin Seth.” Lorraine menyatakan. Seth tetap berbaring di tanah arena yang tandus dan berdebu. Lorraine pun berbalik untuk kembali ke balkon.

“PEMENANGNYA! LORD KNIGHT LORRAINE XILLEARD!”

“YO!” Lorraine berseru dengan ceria. Roan, Reik, dan EF telah menunggunya di pintu keluar. Roan hanya tersenyum, Reik diam saja, bersandar pada tembok sedangkan EF bermuka sebal.

“Kau menang... itu tak bisa diragukan lagi kan? Maksudku, tak seperti kau bisa dikalahkan oleh seorag Assasin...” Mulai Reik. Mereka pun berjalan keluar dari Arena.

“Hmph...Kukira aku terlalu berlebihan karena aku memakai Bash Lvl 10.” Balas Lorraine sambil mengingat – ingat sesuatu. Reik dan Roan hanya memasang lagak /swt. EF hanya mengocehkan sesuatu. Mereka pun pergi ke lain arah, meninggalkan Lorraine dengan Roan berdua saja.

“Sebaiknya aku pulang. Yufa dan aku akan berziarah ke makam Kak Iruga, kak Keogh, dan kak Takius.” Katanya sambil melepaskan tambatan PecoPeconya. Lorraine menanggapi kata-kata itu dan langsung berubah raut. Kesannya langsung sedih. Roan yang menyadari hal itu langsung tak tahu harrus berbuat apa.

“Ada apa?” Tanyanya

“Eh? Tak apa! Aku hanya teringat harus mengunjungi makam kakak. Lagipula, aku sudah rindu dengan Yufa. Aku akan ikut.” Balasnya dan ia pun melepaskan tambatan PecoPeconya dan pergi mendahului Roan

Matahari telah mulai meninggi, dan perjalanan baru akan segera dimulai...

Bersambung...

Liric Digimon butterfly

Gokigen na chou ni natte kirameku kaze ni notte
Ima sugu kimi ni ai ni yukou
Yokei na koto nante wasureta hou ga mashi sa
Kore ijou shareteru jikan wa nai

Nani ga wow wow wow wow wow kono sora ni todoku no darou
Dakedo wow wow wow wow wow ashita no yotei mo wakaranai

Mugendai na yume no ato no nanimo nai yo no naka ja
Sou sa itoshii omoi mo makesou ni naru kedo
Stay shigachi na imeeji darake no tayorinai tsubasa demo
Kitto toberu sa on my love

Ukareta chou ni natte ichizu na kaze ni notte
Doko mademo kimi ni ai ni yukou
Aimai na kotoba tte igai ni benri datte
Sakenderu hitto songu kikinagara

Nani ga wow wow wow wow wow kono machi ni hibiku no darou
Dakedo wow wow wow wow wow kitai shitetemo shikata nai

Mugendai na yume no ato no yarusenai yo no naka ja
Sou sa joushiki hazure mo waruku wa nai ka na
Stay shisou na imeeji wo someta gikochinai tsubasa demo
Kitto toberu sa on my love

Mugendai no yume no ato no nanimo nai yo no naka ja
Sou sa itoshii omoi mo makesou ni naru kedo
Stay shigachi na imeeji darake no tayorinai tsubasa demo
Kitto toberu sa oh yeah

Mugendai na yume no ato no yarusenai yo no naka ja
Sou sa joushiki hazure mo waruku wa nai ka na
Stay shisou na imeeji wo someta gikochinai tsubasa demo
Kitto toberu sa on my love

Persona4 chapter-2

Persona 4: Memories of You...

Author’s note: Grrrr...1000000% punya ATLUS!!!

Bwat Lvna-cHan( sori klo sebutannya salah) ma silvermoonarisato, gomenasai....habis aku beneran ga tau kalo kalian juga punya ide kayak gini juga. Ide ku muncul gara2 ngeliat true ending di youtube. Salah ATLUS bikin terakhirnya hidup. Klo sama kyk ending P3 kan asyik!(aku kejam bgt deh kesannya. Char fav dibikin mampus). Yaaah, masih rahasia penulis. Hahaha. Well, I hope you still like my stories. Cia yo!!

----------------------

Dojima Residence

----------------------

TV di ruang keluarga terus menyala. Hari ini hujan dan disertai badai. Nanako hanya duduk diam tak percaya melihat berita tersebut. Itu sebabnya Nanako sangat benci liputan berita. Pasti sebagian besar memuat kabar sedih, kriminal, ato yang lain. Itu sebabnya juga ia lebih suka nonton iklan Junes, meskipun iklannya sederhana. Terdengar suara pintu yang bergeser dari arah depan rumah. Ternyata yang datang Ryutarou Dojima.

“Nanako-chan, kamu belum tidur?”

Tanpa berbicara, Nanako langsing menunjuk ke arah TV. Ryutarou langsung mengerti apa yang dimaksud Nanako.

“Souji-san....Souji-san bagaimana? Dia *sob*nggak apa-apa kan?” Ryutarou tidak bisa menjawab apa-apa. Sebab detektif satu ini masih belum selesai menyelidiki insiden tersebut. Ryutarou sendiri juga berharap Souji masuk dalam ¼ penumpang yang selamat.

“Entahlah, kepolisian masih menyelidiki. Kalau ada kabar yang lain, nanti papa beritahu Nanako-chan segera. Tapi sekarang, kamu harus tidur. Ya?”

“Souji-san terlalu baik. Nanako-chan nggak mau kehilangan dia. Hiks...hiks...kalau papa belum pulang, dia selalu temani*sob* Nanako-chan sampe ngantuk.” Kata Nanako ala gadis manja seusianya.

“Nanako-chan mau ketemu Souji-san lagi...huhuhu...*sob*”

------------------

Amagi Residence: Yukiko’s Room.(keesokan harinya: siang)

------------------

“Nona Yukiko, ayo makan. Anda belum makan sejak kemarin.” Kata salah satu pelayan(lebih halus lagi maid) yang membawakannya makan siang.

“Aku nggak lapar. Aku kenyang.” Sahut Yukiko dari dalam kamarnya lemas.

Lalu salah satu maid datang lagi menemui maid yang dari tadi berusaha membujuk Yukiko untuk makan.

“Ada apa?” kata maid pertama sambil bisik-bisik.

“Nona Chie dan errr..tuan/nona Naoto datang. Mereka ingin bertemu Nona Yukiko.” Kata maid kedua tanpa bisik-bisik, supaya Yukiko bisa dengar. Bagus! Ini kesempatan emas! Pikir maid pertama. Tak lama, Chie dan Naoto muncul di belakang para maid.

“Eh, anu...Nona Chie, bisa minta tolong titip makan siang nona Yukiko?” kata maid pertama.

“Dia pasti belum makan dari kemarin ya?” Tanya Naoto ikut-ikutan lemas.

“Begitulah. Saya harap dengan kedatangan kalian nona Yukiko masih mau makan.”

“Ya, serahkan saja padaku.” Chie menerima nampan makan siang Yukiko.

“Kami permisi dulu.” Sahut kedua maid bersamaan, lalu pergi.

“Eh, Chie. Kamu nggak berniat makan makanan siang Yukiko kan?” Chie langsung melirik tajam.

“Naoto-chan, bercandamu jelek sekali!” Naoto langsung tambah lesu.

“Yukiko! Ini aku, Chie! Bisa tolong buka pintunya?”

“Masuk aja. Tapi para maid nggak boleh masuk!!!” perintah Yukiko keras.

“Tenang aja. Di sini Cuma ada aku sama Chie. Para maid udah lama pergi.” Kata Naoto selanjutnya berusaha meyakinkan Yukiko.

“Masuk aja. Pintunya nggak dikunci.” Chie dan Naoto sempat bingung juga. “Kalo pintunya nggak dikunci kenapa mereka nggak langsung masuk aja ya?”

Di dalam kamar, Yukiko sedang duduk di salah satu sofanya( kamar Yukiko gede gituuu). Chie langsung menghampiri Yukiko dan duduk di sebelah Yukiko.

“Yukiko...makan dulu dong. Ya?” bujuk Chie.

“Tapi aku nggak laper. Males makan.” Balas Yukiko sambil mengambil syal kotak-kotak hitam putih yang disampirkan di sofanya. “Bukannya itu...”

“Iya. Hadiah dari Seta-kun. Di ulang tahunku yang ke-17.”

--Flashback--

Yukiko, happy birthday!!” sahut Rise waktu itu sambil menyerahkan kado yang dibungkus kertas merah(soalnya menurutku Yukiko suka mereh).

Yukiko, hadiah punya siapa yang oaling besar?” tanya Chie iseng. “Pasti punya Kanji kan? Kado dari Kanji juga berat banget!”

Semuanya hadir di pesta Ultah Yukiko. Hanya saja masih ada satu prang lagi yang belum datang.

Ngomong-ngomong, kado dari Kanji apa?” ledek Yosuke. Sebenernya Yosuke sendiri sudah tau apa hadiah dari Kanji. Yaaah, maklumlah kalo Kanji ngasih....Pipa kran air? Ya, Kanji memang paling payah nan bego dalam hal milih kado buat cewek –dihajar pecinta Kanji!-

Kanji melangkah mendekati Yosuke dan kemudian melingkarkan lengan kanannya di sekitar leher Yosuke.

Senpai, jangan bikin malu dong! Kalo senpai bikin malu lagi...” Kanji mulai mencekik Yosuke.

Waaaa!!! Toloooooong!! Kanji, stop!”

Hihihi...hahahaha...Bwahahahaha....” siapa lagi kalo bukan Yukiko yang penyakit akutnya kambuh?

Sorry, aku telat.” Semua menoleh ke arah sumber suara.

Suara itu berasal dari cowok rambut abu-abu yang memakai mantel hitam se-pinggang, celana hitam panjang( pokoknya baju yg dipake Souji wkt libur sekolah). Hanya saja ada satu tambahan lagi, dia pakai syal kotak-kotak hitam putih.

Sou! Kamu telat 30 menit tau!” kata Naoto yang mulai memperhatikan Souji dari pucuk rambut hingga pucuk sepatu. “Kamu nggak bawa kado?”

Eh? Kado? Haduh, aku lupa beli! Yuki-“ Ucapan Souji terpotong karena Yukiko langsung menarik tangannya menuju ke tempat dimana ia meletakkan semua kado-kadonya.

Nggak apa-apa. Kalo kamu ngasih kado gede-gede lagi, aku beneran nggak tau mau taruh itu kado dimana.”

Kalo gitu aku kasih kamu kado yang kecil aja yah?”

Apaan? Jangan-jangan kecoa! Kalo kecoa aku nggak mau!”

Haha, masa aku se-jahat itu?” Souji melepas ayal hitam-putih yang dipakainya lalu melilitnya di sekitar leherYukiko.

Happy Birthday, Yukiko.”

--End Flashback--

Kini Yukiko menangis sambil tersenyum mengingat semuanya. Senang sekali. Ingin rasanya supaya hari-hari seperti itu selalu ada.

“Yukiko! Akhirnya kamu mau senyum juga!”

“Eh? Masa?”

Tiba-tiba HP Naoto berbunyi.

“Ya, moshi-moshi? Apa?! I’ve told you, find some info about that accident no matter what!”

“kecelakaan kemarin?”

“Yukiko, kamu ngerti ya apa yang dibilang Naoto dalam bhs. Inggris?”

“Chie, kamu bener-bener harus les bhs. Inggris!” ledek Yukiko. Chie memang Payah dalam hal bhs. Inggris.

“Mana bisa? Yang biasanya bantuin aku belajar bhs. Inggris itu...”

“Souji-kun? Benar?” tebak Yukiko.

“Iya. Aku pikir aku bakal bisa bhs. Inggris kalo belajar sama Souji-kun. Habis, dia kan kerja part-time job jadi translator Inggris.”

“Dia, terlalu misterius.”

“He? Apa maksudmu, Yukiko?”

Lalu terdengar Naoto memutus hubungan HP dengan kesal.

“Payah! Kenapa menyelidiki insiden kemarin saja mereka tidak bisa sih?!”

“Naoto-chan, kenapa?” tanya Chie.

“Aku kerja sama dengan detektif Dojima dalam menyelidiki insiden kemarin. Menyebalkan! Asisten kami tidak ada yang bisa mendapat info sedikitpun!” keluh Naoto panjang lebar. Tak lama kini HP Yukiko yang berbunyi.

Moshi-moshi? Oh, Nanako-chan, ada apa?”

Itu...Souji-san...dia...

“Ya, dia mengalami kecelakaan kemarin. Aku sudah tau itu.”

Bukan itu! Barusan papa telepon, katanya Souji-san selamat! Tapi...

“Benar?! Souji-kun selamat?! Untunglah...”

Iya, tapi...kondisinya...uh...”

“Kondisinya kenapa?!” tanpa sadar Yukiko sampai bertreriak.

Yukiko-san dan yang lain segera ke RS saja. Nanako-chan ada di RS. Cepat kemari ya.”

Tuut...tuuut...tuuut... Sambungan telepon terputus.

“Naoto, bisa minta tolong kasih tau yang lain buat ke RS sekarang juga?”

“Oke! Nanti kita ketemu di sana ya! Kamu pergi sama Chie!”

“Ya!” Yukiko langsung pergi dan nggak lupa bawa syal hitam-putihnya. Chie langsung berlari mengikuti Yukiko.

--------------------

Lokasi pemotretan

--------------------

“Nona Rise! Kenapa dari tadi ekspresi wajahnya sedih terus sih?! Kamu sudah mengulang pemotretan sebanyak 10x tapi semua pose dan ekspresinya sedih semua!” bentak ketua pemotretan tersebut. Sejak insiden kemarin, Rise jadi nggak bisa konsentrasi. Yang ada di pikirannya hanya Souji dan Souji.

“Rise!”

“I-iya?” barulah Rise sadar sambil tersentak kaget.

“Kamu sudah gagal pemotretan berulang-ulang! Kamu tau itu?” sambar sang ketua pemotretan.

“Ma-maaf...”Rise tertunduk, lalu HP-nya tiba-tiba berbunyi. Tanpa mempedulikan ketua yang sedang melotot melihat tingkah anehnya, ia lanngsung menerima telepon dari Naoto.

Moshi-moshi? Oh, Naoto-chan. Kenapa telepon? Sudah tau bagaimana kabar Souji-senpai?”

Nggak penting! Pokoknya langsung ke RS aja! Sekarang!

“Iya, aku ke sana sekarang!” wajah Rise tampak mulai ceria.

Tuuut....tuuut...tuuut... sambungan telepon terputus.

“Rise, pakai senyum itu buat pemotretan! Sekali proses pemotretan lagi, lalu kamu boleh pergi.”

“Arigato gosaimas!” kata Rise sambil membungkuk.

--------------------------------------------

Hahaha, otakku lagi encer. Jadi bisa cepet. Btw, bagi yg nggak tau moshi-moshi itu tuh sama dengan ‘halo’ Cuma bedanya moshi-moshi itu dlm bhs jepang. Kalo nggak salah lho ya. Yaaah, meskipun udah sampai chap 2 aku tetep butuh review kalian. Kalo ngasih review yang banyak juga yaaa. I love reviews! (halah, ni Author banyak tingkah! Toh cerita masih cerita pertama, eeeh udah minta review segudang! Dasar!) hahaha, mungkin aku emang gitu.

Rupanya banyak yang suka milih bad ending ya? Asyik! Awalnya aku juga mikir buat dijadiin bad ending, tapi aku juga mau bikin para pembaca puas. Makanya aku tanya-tanya dulu, pilih bad ending ato mau yang good ending. Still, once again. Arigato gosaimas for the reviews!^.^!

web story of persona-4

aduhh suka lupa web >_< catet aja dech http://www.fanfiction.net

Kategori : Sejarah Audition Online

Audition Online (Korean: 오디션 온라인), dikenal juga sebagai Dancin' Paradise di Jepang, adalah permainan multiplayer online casual rhythm game yang bisa di download diproduksi oleh T3 Entertainment. Pada awalanya diluncurkan di Korea Selatan pada tahun 2005, tetapi sekrang telah tersebar diseluruh dunia dengan pengedar yang berbeda pula. Audition Online ini gratis untuk bermain tetapi kita harus membeli item virualnya seperti baju pemain (Avatar).

Di Korea Selatan versi PSP (dinamai Audition Portable) dan versi ponsel diedarkan pada 1 Juni 2007 dan 4 Juni 2007.

Pada 12 Juni 2008, Audition Korea sekarang telah mencapai Season 2. Audition Season 2 menghadirkan interface yang baru, sitem suara, dan ekspresi yang lebih baik.

Sejarah

Audition Online pertama kali berasal dari sebuah komik yang populer bernama Audition, yang dibaca oleh para remaja di Korea Selatan. Terinsipirasi dari komik tersebut, T3 Entertainment menciptakan Audition Online bekerjasama dengan Yedang Online. Game ini awalnya hanya ada di Korea Selatan, dimana pertama kalinya memperoleh popularitas. Lambat laun popularitas permainan ini meningkat, T3 Entertainment dan Yedang Online mengedarkannya di region dan wilayah lain termasuk china,Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Jepang, Filipina, Amerika Utara, Thailand, Taiwan, Asia Tenggara, Vietnam, Brazil, Inggris, and Eropa.

Audition Online ini Gratis untuk bermain, tetapi jika pemain ingin membeli barang virtual para pemain harus menukarkan uang asli dengan uang virtual untuk membeli baju,aksesoris,dll. Permainan ini mempunyai efek yang hampir sama dengan permainan Bust A Groove pada Playstation tetapi permainan ini adalah permainan Online.

Electronic Times Internet, sebuah website berita IT , melaporkan pengguna terdaftar pada permainan Audition mencapai 50 juta di China. Baidu, sebuah situs pencari China , memaparkan bahwa pencarian mengenai Audtion mencapai rangking pertama diantara pencarian yang lain.


Popularitas


Popularitas Audition dimulai di Korea Selatan dan Versi global permainan ini. Semakin menanjaknya popularitas membuat lebih banyak pengguna yang mendaftar pada server Korea Selatan dan Server Global. Karena adanya tindakan hack di Server Global, Bugs Corporation tidak melanjutkan Server Global tersebut. Dan sebagian besar pengguna bermigrasi ke server Korea Selatan. Karena semakin banyaknya pengguna yang bergabung dengan server Korea Selatan, T3 Entertainment and Yedang Online mulai melokalisasi permainan ini pada region lain termasuk China, Hong Kong, Indonesia, Japan, Philippines, Amerika Utara, Thailand, Taiwan, Asia Tenggara, Vietnam, Brazil, Inggris, dan Eropa. Dalam server Asia, popularitasi Audition sangat cepat meningkat dengan berjuta-juta pengguna disemua region. Di Amerika Utara, Permainan populeritas permainan ini meningkat pesat melalui Jaringan MTV.

Fitur Bermain
Seorang pemain membuat ruangan, memilih pake kata kunci atau tidak, kemudian pemain lain ikut masuk ke dalam ruangan tersebut. DJ(pemain yang membuat ruangan tersebut) kemudian memilih lagu contoh : "Canon Groove"), kadang-kadang tergantung keinginan pemain lain. DJ juga memilih latar belakang tempat bermain, seperti lapangan bolabasket, dan memilih tipe permainan. Masing-masing Lagu memiliki tempo yang berbeda-beda, yang tercepat seperti "Magic World" (185 bpm) dan "Love Mode" (190 bpm) dan sangat sulit untuk dimainkan dan yang paling lambat seperti "Don't Give Up/Can't Dismiss/I Cannot Abandon It/Can't Throw It Away" (84 bpm) mudah untuk dimainkan.

Dengan mengikuti key note yang muncul(kecuali key note warna merah, yang menyuruh pemain melalukan kebalikannya) dan menekan spasi, pemain mendapatkan nilai MISS, BAD, COOL, GREAT atau PERFECT. Karakter akan menari pada layar masing-masing tergantung seberapa lihai pemainnya bermain. Pemain yang memiliki nilai tertinggi akan menari di depan. Posisi ini akan berubah jika ada seorang pemain yang melebihi nilai skor pemain tersebut. Sebuah gerakan spesial di dalam sebagian besar mode bermain adalah "Finish Move". Jika seorang pemain tidak melakukan miss sebelum gerakan "Finish Move", mereka mempunyai pilihan untuk melakukan "Finish Move". "Finish Move" mempunyai poin nilai yang besar dan seringkali menjadi kunnci sukses bermain.

Jika seorang pemain melakukan 2 atau lebih PERFECT berturut-turut, dia akan mendapatkan poin bonus.Sebagai tambahan pemain dapat meningkatkan poinya dengan bermain 'chance'. Ini dapat aktif jika pemain menekan tombol delete atau tombol "." yang nantinya akan memunculkan panah merah dimana pemain harus menekan key note kebalikannya.Contohnya bila muncul panah merah yang menunjuk ke atas, maka pemain harus menekan arah panah bawah. Pada akhir pertarungan dansa, pemain yang memiliki skor terbesar akan menjadi juara pertama. Setiap pemain akan menerima point EXP dan Den tergantung posisi berapa dia.

Toko Fashion
Audition menghadirkan toko item dimana pemain dapat merubah penampilan karakternya. Pemain dapat memilih variasi gaya rambut, celana, baju, sepatu, dan item lain. Hadiah uang di dalam Game disebut Den, atau Beats (versi Amerika). Di setiap permainan dimana ada pertarungan antar pemain, Hadiah Den diberikan pada akhir lagu jika pemain mencapi rangking atas atau hanya memliki jumlah MISS yang sedikit (tergantung pada mode bermain). Pemain bisa menukarkan Dennya untuk membeli aksesoris dan pakaian di Fashion Shop.

Sebagai tambahan, pemain juga bisa menggunakan sistem Cash. Di Indonesia pemain membeli voucher Audition tergantung harga dan mengisi nomor serial melalui situs online.

Mode bermain

Mode Single

Sangat esesensial dimana setiap individu bermain dan berkompetisi untuk mencapai skor tertinggi dalam ruangan tersebut. Anda bisa bermain mode ini sendirian, tetapi anda tidak akan menerima point EXP atau Den

Mode Practice
Membuat pemain baru untuk meningkatkan kemampuan timingnya dengan adanya panduan pada bar ritme. Bantuan ini hanya ada antara level 1-5, dan tidak ada Finish Move.

Practice Mode-8
Beberapa server menyediakan saran untuk pemain bermain menggunakan 8 kunci gerakan dengan mode bermain ekslusif. Mode ini hampir sama dengan diatas, kecuali anda haru menekan dengan Numpad karena ada delapan arah key note.

Normal Individual
Normal individual (also called as Free Mode) sebenarnya campuran dari Freestyle dan mode Koreografi. Pemain melanjutkan ke tingkat lebih tinggi dengan memulai dari level 1 sampai 7 kemudian Freestyle. Lalu dilanjutkan Level 8 sampai 8 kemudian Freestyle2. Freestyle memperbolehkan pemain memasuki level 6 dan level 7, sementara Freestyle2 melarang gerakan level 8 dan 9. Setelah Freestyle2 pemain dapat melakukan tiga Finsih Moves. Kapanpun selama lagu berjalan pemain dapat mengganti mode antara 4 key note menjadi 8 key note atau sebaliknya dengan menekan tombol Insert.

Koreografi (4)
Semua pemain measuki hanya 1 Gerakan, dan mempunyai gerakan menari yang sama. Hanya 4 arah key note saja di mode ini. Ketika anda miss, anda akan dihukum tidak dapat melanjutkan ke langkah selanjutnya.

Expert Koreografi
Sesuai namanya, mode ini menggunakan delapan arah key note. Beberapa penalti akan terjadi jika anda melakukan miss. Finish Move selalu dalam 8 arah key note.

SYNC-8/Koreografi (8)
Sebuah mode ekslusif 8 arah key note yang dimulai dengan Level 6. All players will enter the same command, thus being "Synchronized", hence the name SYNC-8. This is basically Choreography with only 8 keys.

Dynamic-4 / Dynamic-8
Tipe bermain yang mirip dengan koreografi dimana pemain juga bisa melakukan gerakan Freestyle(memilik poin lebih dari normalnya). Mode ini bisa dimainkan dengan 4 atau 8 arah key note. Gerakan Freestyle bisa dalam model 4 atau 8 arah key note.

Freestyle
Pemain melalaui semua level dengan memasukkan key note sesuai dengan pilihannya. Gaya dancer karakter akan tergantung key note yang anda masukkan.

Masih ada beberapa mode lain seperti Koreografi-C,One-Two Party, dan Mode Lisensi

[sunting] Mode Grup

Mode ini Menambahkan kerjasama Tim. Tim dibagi menjadi 2 Tim Merah dan Tim Biru. Tim Merah dan Biru jumlahnya harus sama agra dapat memulai permainan.

Normal Grup
Pemain pada masing-masing tim mengambil giliran untuk menampilkan gerakan tarinya untuk meningkat kan bar gerakan tari. Jika satu pemain melakukan MISS, bar beat akan kembali ke level sebelumnya seperti mode Single Normal.

Koreografi
Melihat nama mode ini, Ini versi team dari Freestyle. Perbedaanya adalah, walaupun pemain dapat bebas memilih key note, masing-masing anggota team harus menampilkan gerakan yang sama. Jika tidak, Putaran tim tersebut akan dianggap Miss dan tim tersebut tidak mendapat giliran selanjutnya.

Dance Battle Metode bermain dalam mode ini hampir sama dengan Mode Single Dance Battle, kecuali adanya bonus poin yang diberikan pada semua pemain dalam satu tim, jika mereka menyelesaikan gerakan Crazy Finish pada saat yang sama.

B-Boy Battle (4) atau (8)
Anda dapat memilih B-Boy Mode di dalam Waiting Room. Ada 2 jenis B-Boy Mode, yaitu B-Boy 4-D dan B-Boy 8-D. Pada saat pertandingan dimulai, koin akan dilempar terlebih dulu untuk menentukan siapakah yang memulai permainan. Misal :Team Merah yang memenangkan koin tersebut akan mengawali B-Boy Mode dengan menggunakan pola Key Note Freestyle. Pola Key Note tersebut akan ditunjukkan sekilas kepada team Blue dengan pesan “Ayo bertanding !”. Dan team Blue harus mengingat pola Key Note yang ditampilkan sekilas tersebut. Pada saat pola Key Note yang ditampilkan hilang, team Blue harus segera memasukkan pola Key Note yang sesuai dengan pola Key Note yang telah ditampilkan tadi. Apabila team Blue dapat memasukkan pola Key Note dengan tepat, maka akan muncul pesan “Counter Move”. Bersamaan dengan pesan itu, Dancer anda akan maju ke depan dan melakukan “Counter Move”. Bila setiap Dancer di team Blue mampu melakukan “Counter Move”, maka pesan yang akan ditampilkan adalah “Max Counter !”. Semua anggota Team Blue juga akan mendapatkan nilai tambahan, yaitu 1,5 kali dari nilai putaran tersebut.

Mode Couples / Expert Couples
Couple Mode dapat dipilih melalui Waiting Room, dan dapat dimulai bila terdapat 2 pasangan di Waiting Room tersebut.Anda hanya diminta untuk memasukkan pola Key Note berwarna biru saja. Ada beberapa cara untuk mendapatkan “Heart Icon”, yaitu

* Melakukan “Perfect Hit” bersamaan dengan pasangan anda, di saat yang bersamaan, anda dan pasangan anda dapat menyerang lawan kalian.
* Menyelesaikan Finish Move bersama dengan pasangan anda.

Bila anda dan pasangan anda memenangkan Couple Mode, serta memiliki Heart Icon lebih banyak daripada pasangan anda, maka tombol “Den Gift” akan muncul. Dan anda dapat memberikan Den yang anda peroleh pada pertandingan itu untuk pasangan anda. Anda juga akan mendapatkan pose kemenangan khusus untuk anda dan pasangan anda.

* Hi Pose : pose kemenangan seperti ini bila anda memiliki 0 – 2 Heart Icon lebih banyak dari pasangan lawan.
* Hug Pose : pose kemenangan seperti ini bila anda memiliki 3 – 4 Heart Icon lebih banyak dari pasangan lawan. Sebagai bonusnya, EXP anda akan dikali 1,5.
* Romantic Pose : pose kemenangan seperti ini bila anda memiliki Heart Icon di atas 5 buah. Sebagai bonusnya, EXP anda akan dikali 1,8.

[sunting] Program Pihak Ketiga

Seperti permainan online lain, pemain seringkali menemukan hacker yang melakukan kecurangan seperti bot untuk membuat gerakan PERFECT; dimana pemain akan mendapat akumulasi skor PERFECT. Dan Hack modemode lain seperti meningkatnkan Exp hingga 10 kali lipat. Semua versi Audition menemui beberapa masalah hacker tersebut.

cerita persona4 chapter-1

Persona 4: Memories Of You...

Author’s note: Ni cerita 10000% punya ATLUS!!!

Summary: memang cerita ini diambil dari OST nya Persona 3. tapi cerita tetep milik Persona 4 sepenuhnya. Cerita ini bkl aq masukin kategori Tragedy/ romance. Soal judul, itu karena ada sangkutan dgn ingatan ato memori main char. I hope you like it! Setting kejadian di true ending dan setelahnya.

Pairing: Seta Soujix(cewek) [pairing bkl dijelaskan nanti]

“Jadi Senpai, kapan kita ketemu lagi?” kata Rise dengan nada sedih.

“Aku bakal sesering mungkin menemui kalian.” Jawab Souji santai. Ia berusaha menutup-nutupi rasa sedihnya juga.

Lalu Yukiko mendekat. Lalu diikuti dengan Chie dan Yosuke.

“Seta-kun, jaga dirimu baik-baik ya.” Kata gadis berambut hitam yang sering memakai bando merah favoritnya.

Souji hanya balas mengangguk sambil tersenyum.

“Souji, sering-sering kesini ya! Aku ingin makan bekal buatanmu yang sering kamu bagi-bagikan pada kami! Moga-moga tambah enak! Kalo nggak, jangan harap aku mau makan! Ngerti?” Seta tahu alasan Yosuke berbicara seperti itu. Supaya tangisnya tidak sampai meledak!

“Oya, waktu aku ke sini lagi, kalian(chie ma yosuke) berdua harus sudah jadian ya!” balas Souji.

“I-i-i-iya! Kalau kami sudah jadian tapi kamu nggak datang juga, maka kamu akan kuberi hadiah spesial!!” sahut Chie menantang.

“Hadiah apa?”

“Chie’s SUPER KICK!!!” Seta langsung terlonjak dan mundur beberapa langkah. Chie terlalu tomboy!!! Semoga begitu jadian dengan yosuke dia bisa jadi sedikit feminin! “Hati-hati ya, Seta senpai!” suara itu berasal dari Naoto. Kanji hanya diam dan tersenyum.

Sudah hampir waktunya untuk Souji berangkat. Tapi Souji masih tidak ingin kehilangan saat-saat seperti itu. Terlalu menyedihkan kalau sudah berteman dekat, tapi suatu saat harus berpisah. Mengenai hal itu, Souji jadi tersadar oleh suatu hal.

“Semuanya...Arigato!!” ketika Souji berterima kasih pada semuanya ia mengatakannya sambil membungkuk.

Yukiko berjalan mendekati Souji diserati dengan tatapan bingung teman yang lain. Dengan sekejap Yukiko mencium pipi kiri Souji dan lalu berkata

“Arigato gosaimasu...Seta-kun...”

Sekejap wajah Yukiko dan Souji jadi merah tomat. Rasanya saat-saat seperti itu tak ingin diakhiri perpisahan bagi Souji.

Mau tidak mau Souji tetap jalan masuk menuju ke dalam kereta.

Di dalam kereta Souji menatap semua teman-temannya hingga kereta berjalan jauh, lalu ia duduk menatap pegunungan yang ada di Inaba.

Ia mengambil i-pod nya dan mulai mendengarkan lagu favoritnya.

Mujihina kotoba dake ga datarame ni machi ni afureteru

Meaninglesswords mercilessly over flow our little village

Never more, setsunaku nagareteta koe

Never more, the painful voice flows

Nanigenai michijou ga sayonara wo tsuge

The casual days are soon saying good bye to us

Bokura no kakegae no nai hi ushirawareteta

Slowly, we part with those irreplaceable days

Taiyoukakusi kirisame hikari wo ubai

The rain conceals our sunlight away

Shinjiru mono nakishiteta boku wa nayami dakedo

Losing those that I believe in, I feel anxious, but

Wasurenaiyo daijina minna to sugoshita mainichi

I will never forget, those days that I spent with everone

Never more kurai yami mo hitori janaisa

Never more, even in the deep darkness I still won’t be alone

Mitsukedasuyo daijina nakushita mono wo

I will find once again, those valuable things that I lost

Never more kimi no koe ga kitto sou boku wo michibikuyo

Never more, your voice will certainly show me the way

Shinjite itayo osanai korowa tashikani

I believed in the memories of my childhood days

Itsunomanika wasureteta taisetsuna kotoba

Unnoticed, I had forgotten them, those precious words

Samenai sekai no naka de sagashimotomete

Within the world of my unconsciousness, I was seeking for them again

Boku wa yatto mitsuke tayo kokoro no aku ni atta

And I finally found them in the depth of my heart

Kono mama densha noreba nido to aenaki ki ga shite

As I get on the train, I suddenly have a feeling that

Never more tomadou se wo kimi ga sotto osuyo--

I will never be able to see you again--

“Yukiko...aku....”

---------

---------

“Haaah, hari-hari tanpa Souji pasti bikin bosan abiezzz!!” keluh Yosuke.

“Eh, kenapa kamu tadi nggak nagis aja? Padahal tadi udah mewek-mewek jelek gitu?” ledek Chie. Yukiko terlihat mulai terkiki. Kalo ditambah satu ledekan lagi, mungkin Yukiko bakal ketawa-ketiwi terus ampe 2 jam! Eh, bukan mungkin lagi, tapi dijamin!

“Hah, seharusnya kamu aja tadi yang nangis! Bila perlu sampe stasiunnya banjir, biar Souji nggak bisa pulang gara-gara keretanya rusak ato apalah !”

“Huhu..huhuuu...” Naoto berhenti berjalan dan mulai memperhatikan Yukiko. Naoto mulai kebingungan mencari cara untuk menghibur Yukiko.

“Astaga! Yukiko, kamu nangis ya? Aduuuh, jangan sedih gitu dong! Nanti kalo sudah sampe, Seta-senpai pasti telepon kita, Jangan khawatir!”

“Huuhhuhu....BWAHAHAHA....HAHAHAHAHAHA” Yukiko terbahak-bahak. Begitulah kalo Yukiko udah ketawa. Rise menutup mulut Yukiko dengan harapan dia bisa berhenti ketawa. “Bikin aku tegang aja! Kirain kamu nangis tau! Ketipu mentah-mentah deh!”

“Malam ini kita makan di Junes Foodcourt yuk! aku traktir deh.” ajak Yosuke. “Setujuuu!!!! Aku mau makan steak ayam special Junes yang terkenal enak dan harganya 100000 yen! Horeee!!!” teriakan Chie seketika membuat raut wajah Yosuke jadi kusut sekusut-kusutnya. “Tau gitu nggak jadi traktir deh.” Sesal Yosuke.

-----------------

Junes Foodcourt

-----------------

“Aaaaah, kenyang-kenyang! Makasih Yosuke!” kata Chie santai sambil menepuk-nepuk perutnya yang penuh terisi 10 macam steak yang ada.

“Sama-sama...kamu bikin aku cepet melarat aja!” (kalo di animasikan, Yosuke nangis, plus ada gambar uang melayang-layang di sekelilingnya)

Entah kenapa tiba-tiba Kanji dan Rise lari terbirit-birit menghampiri mereka yang baru selesai makan.

“Anu...ada..beri...ta...gawat!” nafas mereka berdua tersengal-sengal dan terputus-putus.

“Ada apa?” Tanya Yosuke masih dengan gaya santainya.

“Kere...ta......Souji...” Kanji mencoba menjawab, tapi nafasnya masih sesak.

“A-ada apa dengan kereta yang ditumpangi Souji?!” suasana mulai tegang ketika di kepala Yosuke mulai bermuncula firasat buruk.

Tanpa pikir panjang, Kanji dan Rise langsung mengajak rombongan mereka ke bagian penjualan TV di Junes.

Salah satu TV menayangkan berita khusus yang baru saja diliput malam itu juga. Dalam tayangan TV itu tampak reporter berita sedang lari kesana-kemari sambil menjelaskan apa yang sedang diliput.

Kereta yang baru saja berangkat tadi siang mengalami kecelakaan yang cukup serius. Diperkirakan ¾ dari penumpang kereta tersebut tewas ketika insiden berlangsung, 13 orang luka berat, 5 orang luka ringan. Penyebab terjadinya insiden ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Menurut perkiraan polisi, disebabkan karena ada rel yang putus dan mesin yang mengalami ini-“

Rombongan Yosuke menyaksikan berita tersebut tak percaya. Chie mulai menangis di pelukan Yosuke. Rise menutup telinganya, berharap ia tidak bisa mendengar berita tersebut. Naoto mencubit pipinya untuk memastikan ia bermimpi ato nyata. Kanji Cuma bisa menatap kosong ke arah layar. Yukiko...hanya terdiam dan akhirnya mulai menangis....

“Uhuhuhu...huuhuu....ini...pasti mimpi kan? Iya kan?”

“Yukiko...” Teddie mencoba menenangkan Yukiko walaupun sebenarnya ia juga ingin sekali menangis.

“Iya kan? Ayo jawab!!” nada perkataan Yukiko mulai naik dan terdengar bergetar.

“Yukiko...ini kenyataan...Souji...” Naoto mulai berbicara walaupun ia sendiri juga sedang menangis.

“Bohong! Nggak! Nggak mungkin!! Souji sudah janji! Dia bakal...*sob* dia bakal kunjungi kita! Ini pasti mimpi!!”

PLAAAKK!!!!

Diluar dugaan semuanya, Yosuke menampar Yukiko tepat di pipi.

“Yukiko...semua ini nyata. Bukan manipulasi ataupun mimpi. Ini kenyataannya. Semoga Souji termasuk ¼ di antara penumpang yang selamat. Setidaknya itu lebih baik. Souji...”

“Uhuhuhu....sakit....uhuhuhu...” isak Yukiko.

“Maaf kalau aku tadi menamparmu terlalu keras.”

“Bukan...bukan sakit karena tamparanmu. Perasaanku...nggak enak banget....”

Yak, itulah cerita chapter 1. hahaha, mau bad ending atau good ending. Di kedua sisi sih aku udah punya ide. Jadi aku bakal cari suara terbanyak buat pemilihan good ato bad ending. Kalo ada yang kurang ato mungkin jelek, masukin aja dlm reviewnya ya! Pleaseeeee!!!! Aku sgt butuh review dari kalian!!!*cries*

Mengenai lagu yang didengarkan Souji, aku sengaja pake lagu endingnya p4 sendiri. Habis cari-cari terjemahan dari lagunya, lumayan cocok juga. Terus kenapa ga pake ‘Memories Of You’ aja? Kan judulnya’ Persona 4: Memories Of You ‘? Yaaah, itu masih rahasia author.

Hahaha, pleaseeee..... jgn lupa kasih review yaaaa....

Kalo nggak ngasih review takutnya nanti dicium pipi ma Junpei aka Stupei lhoooo....